Minggu, 28 Juli 2013

Sukses itu Bahagia,Sehat dan Makmur

Perjalanan hidupku adalah jalan yang harus aku tempuh. Inspirasiku berawal ketika saya slalu dinasehati oleh guru besar saya Bapak. Fadlal Khirom. Dia slalu berkata bahwa semuanya berawal dari sebuah mimpi. Iya. Semuanya adalah mimpi saya. Ketika saya berada dalam 10 tahun yang lalu. Siapa sangka semua orang bahkan sangat pesimis dengan mimpi2 saya ini. Sebagian mereka berkata " Kamu itu ibarat pungguk merindukan bulan". Tapi dalam tekad saya adalah saya bisa melanjutkan kuliah saya dan saya bisa mengejar cita2 saya menjadi sorang consultan. Iya. Pekerjaan ini boleh dibilang hal yang sangat mudah bagi mereka yang lahir digolongan menengah ke atas. Tapi tidak bagi saya. Saya terlahir dari ras yang sangat miskin. Boleh dikatakan keluarga saya sudah hancur ketika saya masih kecil. Saya sembari bekerja untuk bisa melanjutkan pendidikan saya. Mungkin jika saya menerima keadaan saya pada waktu itu. Saya akan bernasib sama dengan teman2 saya yang menjadi pembantu rumah tangga di negara lain. Tidak sebersitpun dalam pikiran saya untuk mengambil pekerjaan itu. Saya bisa mendapat penghasilan yang lebih dari mereka tanpa harus menjadi budak negara. Itu yang ada dalam pikiran saya waktu itu. Hari haripun aku lalu dengan susah payah. Hinaan dan cemoohan datang dari mana saja. Banyak pihak yang berusaha menghancurkan hidup saya. Bahkan orang yang sangat saya sayangi pun menghancurkan masa depan saya. Jiwa dan pikiran saya terbuka ketika saya banyak membaca buku karangan Aid Al- Qarni. Dari sini saya mulai bangkit. Saya kembali melanjutkan kuliah saya yang sempat terbengkalai. Dan hingga saya bisa menyandang gelar Sarjana Ekonomi. Dan saya juga percaya Allah itu pasti akan membayar pengorbanan saya selama ini. Dan semua itu baru terjawab ketika saat ini saya bisa melanjutkan kuliah lagi di pasaca sarjana dan sayapun tidak merasakan kekurangan apapun saat ini. Kabahagiaan saya ketika saya bisa menikah dengan orang yang bisa mengerti saya. Dan lahirnya buah hati saya yang sangat manis dan nantinya akan melanjutkan perjuangan saya. Pesan untuk semua " Janganlah berputus asa dengan kekurangan yang anda miliki. Di luar sana menanti kesuksesan besar. Jangan melihat 1% kesuksesan para pembisnis besar tapi lihatlah 99% kegagalan mereka".

Sahabat baruku Melinda Gunawan

Saya bau menyadari saat ini ketika saya bertemu dengan seorang yang bisa dikatakan dia adalah atasanku, boleh dikatakan juga dia adalah sahabatku. Saat pertama -tama berbincang denganya adalah hal yang sangat tidak nyaman. Ketika dia banyak menyinggung masalah agama dan keyakinan. Dia bukan orang yang fundamentalis tapi saya orang yang fundamentalis. Awalnya saya sangat terkejut jangan2 saya berbicara dengan seorang acnostik atau atheis. Tapi lama2 saya tidak peduli dengan apa yang ada dalam pikiranya. Saya hany merasa begitu banyak pelajaran yang saya dapat darinya dalam pergaulan kami ini. Dalam batin saya walaupun dia seorang atheis pun dia tidak akan pernah mempengaruhi diri saya yang sangat fundamentalis. Beberapa hari yang lalu ketika kami berada dalam satu kamar hotel di Samarinda. Begitu banyak pengalam kami disana. Terutama canda tawa diantara kami. Yang slalu membuat saya kangen sama dia. Dialah sahabat baruku.. Cece Melinda Gunawan. I love u moreee...!!!